Aroma dan hembusan angin yang menggelitikku pagi ini, apek tapi menyenangkan. Ah ya, ini perjalanan panjangku menuju Bogor, yang katanya 50 menit dari stasiun Gambir. Ini kali keduaku menikmati asiknya perjalanan dengan kereta. Suasana yang selalu aku rindukan. Suasana kaya yang murah meriah.
Aku heran kalau mereka-mereka *orang-orang yang tak ingin aku sebut* bilang naik kereta itu tidak menyenangkan. Justru lebih nyaman daripada naik mobil dan bermacet-macet ria. Jakarta, kota yang teramat padat dan kaya. Siapa yang tak cinta pada glamornya? Padahal aku pun muak kadang dibuatnya. Tapi aku selalu jatuh cinta pada kota ramai ini. Lagi, lagi, lagi, dan jatuh cinta lagi, entah sampai kapan.
Bunyi klotak klotak klotak dari perseteruan antara rel besi berbatu dengan roda-roda kecil yang membopong ratusan orang menjadi theme song perjalanan dalam kereta. Aku duduk, menikmati tiap letupan-letupan ekspresi penumpang yang masih terjangkau telingaku. Banyakan anak kecil yang suaranya mencolek pendengaranku. Tapi tak jarang terdengar juga diskusi para dewasa. Kadang juga percakapan di telepon. Ramai tapi tidak bising. What a lovely!
Pernahkah aku cerita jikalau ibu kota negaraku, Jakarta, memiliki transportasi yang beraneka ragam dan sangaaaaat banyak! Sekali lagi, sangat banyak! SANGAT! Coba hitung kalau kau bisa. Aku sih lebih pilih menikmati tanpa mau pusing menghitungnya. Hahaha.
Aku mencintai becak, meskipun kadang melas pada bapak pengayuh becak yang mengangkutku yang tidak kurus ini. Haha. Tapi aku mencintai perjalanan dengan becak, sambil celingak-celinguk di tengah komplek perumahan yang luas. Aku juga mencintai delman atau andong, si kereta kuda yang jadi hiburan bagi anak-anak. Berbekal lembaran ribuan, bisa merasakan keliling kompleks bersama kuda centil yang berlenggak-lenggok angkuhnya.
Dan bergerak ke jalan raya dan mengota sedikit, aku sangat menyukai dan menikmati Trans Jakarta. Hanya 3500 rupiah saja aku bisa mengarungi kota Jakarta yang ramai. Selain memiliki jalur di tengah jalan ibu kota yang khusus, Trans Jakarta juga memiliki halte sendiri yang nyaman dan bersih. Dan kadang ada juga mesin minuman yang canggih. Bus yang nyaman dengan tempat duduk berhadapan dan empuk, bagus, dan aman tentunya. Bebas macet! Aku suka alternatif yang pak Gubernur Jakarta yang sudah pensiun dari jabatannya. Trims, pak! *cengiran tiga jari*
Tak lupa, harus aku kabarkan pada penjuru jagad raya aku mencintai kereta api! Tentu bukan kereta api yang penuh sesak dan banyak yang nangkring diatasnya, bukan. Aku mencintai kereta api yang tertib dan aman, umumnya ac. Seperti pakuan express yang aku naiki saat ini. Aku heran mengapa banyak yang memilih bermacet-macet ria dengan mobil di jalan raya kalau ada yang murah praktis dan cepat macam kereta. Stasiun Gambir yang megah dan sederhana. Aku menemui banyak turis mancanegara disana. Kadang aku geli sendiri melihat mereka bolak-balik kebingungan.
Yang paling aku gemari adalah ketika aku memperhatikan sepasang bule *asal negara barat sepertinya* menenteng buku tebal berjudul "Indonesia". Aku gemas sekali. Ingin aku hampiri dan bantu menyelesaikan urusannya hingga mereka tak usah bolak-balik kebingungan. Tapi, aku saja tak paham, ini kali keduaku menunggangi kereta, dengan stasiun yang berbeda juga. Hehe.
Saat di gerbong pun aku menjumpai ibu paruh baya asal jepang. Khas sekali, sehingga aku tau dia asal Jepang. Dia menanyakan pada petugas akan keberangkatan kereta ke Bogor, kereta yang sama denganku. Petugas itu kebingungan, haha, ya mungkin dia tak paham bahasa Inggris apalagi jepang, menyesal rasanya aku tak belajar serius 3 tahun berbahasa Jepang di sekolah.
Dan tibalah kereta berlabel pakuan Express tiba dan aku hinggap disalah satu gerbongnya. Sensasi ceria yang menjalari tiap desiran darahku. Aku akui aku memang norak dalam hal ini. Tapi aku bangga. Yap, setidaknya di usiaku yang nyaris 18 tahun ini aku sudah dua kali naik kereta. Dan aku akan selalu umumkan aku cinta kereta api. Aku cinta Jakarta. Aku cinta indonesiaku. What a lovely!
Minggu yang cerah ini siap memelukku. Percakapan basa-basi ramah sesama penumpang menghinggapi. Inilah negaraku, negara ramah yang indah dan kaya raya. Semakin dalam cintaku. Haha. Sayang sekali banyak juga keburukan yang menyisip. Tapi tak akan melunturkan rasa cintaku. Well, stasiun Bogor telah tercium sesaknya. Aku sudah akan sampai pada tujuanku. Stasiun terakhir perjalananku menuju Bogor. Welcome to Bogor, nona! Senyumanku tak bisa kucerca.
Aku selalu rindu berada dalam kereta. Satu jam saja. Aku serasa terkuras dari kepenatan. Asik rasanya kalau aku bisa keliling dengan kereta dan bercinta dengan huruf sepuas nafsuku. Otakku lama membeku akan huruf. Mungkin huruf-huruf yang biasa kucumbu juga mulai geram akan kecuekan aku. Sudah sampai. Bye! Aku mau menikmati Mingguku. See you kereta api sayang. I love you!
Aku heran kalau mereka-mereka *orang-orang yang tak ingin aku sebut* bilang naik kereta itu tidak menyenangkan. Justru lebih nyaman daripada naik mobil dan bermacet-macet ria. Jakarta, kota yang teramat padat dan kaya. Siapa yang tak cinta pada glamornya? Padahal aku pun muak kadang dibuatnya. Tapi aku selalu jatuh cinta pada kota ramai ini. Lagi, lagi, lagi, dan jatuh cinta lagi, entah sampai kapan.
Bunyi klotak klotak klotak dari perseteruan antara rel besi berbatu dengan roda-roda kecil yang membopong ratusan orang menjadi theme song perjalanan dalam kereta. Aku duduk, menikmati tiap letupan-letupan ekspresi penumpang yang masih terjangkau telingaku. Banyakan anak kecil yang suaranya mencolek pendengaranku. Tapi tak jarang terdengar juga diskusi para dewasa. Kadang juga percakapan di telepon. Ramai tapi tidak bising. What a lovely!
Pernahkah aku cerita jikalau ibu kota negaraku, Jakarta, memiliki transportasi yang beraneka ragam dan sangaaaaat banyak! Sekali lagi, sangat banyak! SANGAT! Coba hitung kalau kau bisa. Aku sih lebih pilih menikmati tanpa mau pusing menghitungnya. Hahaha.
Aku mencintai becak, meskipun kadang melas pada bapak pengayuh becak yang mengangkutku yang tidak kurus ini. Haha. Tapi aku mencintai perjalanan dengan becak, sambil celingak-celinguk di tengah komplek perumahan yang luas. Aku juga mencintai delman atau andong, si kereta kuda yang jadi hiburan bagi anak-anak. Berbekal lembaran ribuan, bisa merasakan keliling kompleks bersama kuda centil yang berlenggak-lenggok angkuhnya.
Dan bergerak ke jalan raya dan mengota sedikit, aku sangat menyukai dan menikmati Trans Jakarta. Hanya 3500 rupiah saja aku bisa mengarungi kota Jakarta yang ramai. Selain memiliki jalur di tengah jalan ibu kota yang khusus, Trans Jakarta juga memiliki halte sendiri yang nyaman dan bersih. Dan kadang ada juga mesin minuman yang canggih. Bus yang nyaman dengan tempat duduk berhadapan dan empuk, bagus, dan aman tentunya. Bebas macet! Aku suka alternatif yang pak Gubernur Jakarta yang sudah pensiun dari jabatannya. Trims, pak! *cengiran tiga jari*
Tak lupa, harus aku kabarkan pada penjuru jagad raya aku mencintai kereta api! Tentu bukan kereta api yang penuh sesak dan banyak yang nangkring diatasnya, bukan. Aku mencintai kereta api yang tertib dan aman, umumnya ac. Seperti pakuan express yang aku naiki saat ini. Aku heran mengapa banyak yang memilih bermacet-macet ria dengan mobil di jalan raya kalau ada yang murah praktis dan cepat macam kereta. Stasiun Gambir yang megah dan sederhana. Aku menemui banyak turis mancanegara disana. Kadang aku geli sendiri melihat mereka bolak-balik kebingungan.
Yang paling aku gemari adalah ketika aku memperhatikan sepasang bule *asal negara barat sepertinya* menenteng buku tebal berjudul "Indonesia". Aku gemas sekali. Ingin aku hampiri dan bantu menyelesaikan urusannya hingga mereka tak usah bolak-balik kebingungan. Tapi, aku saja tak paham, ini kali keduaku menunggangi kereta, dengan stasiun yang berbeda juga. Hehe.
Saat di gerbong pun aku menjumpai ibu paruh baya asal jepang. Khas sekali, sehingga aku tau dia asal Jepang. Dia menanyakan pada petugas akan keberangkatan kereta ke Bogor, kereta yang sama denganku. Petugas itu kebingungan, haha, ya mungkin dia tak paham bahasa Inggris apalagi jepang, menyesal rasanya aku tak belajar serius 3 tahun berbahasa Jepang di sekolah.
Dan tibalah kereta berlabel pakuan Express tiba dan aku hinggap disalah satu gerbongnya. Sensasi ceria yang menjalari tiap desiran darahku. Aku akui aku memang norak dalam hal ini. Tapi aku bangga. Yap, setidaknya di usiaku yang nyaris 18 tahun ini aku sudah dua kali naik kereta. Dan aku akan selalu umumkan aku cinta kereta api. Aku cinta Jakarta. Aku cinta indonesiaku. What a lovely!
Minggu yang cerah ini siap memelukku. Percakapan basa-basi ramah sesama penumpang menghinggapi. Inilah negaraku, negara ramah yang indah dan kaya raya. Semakin dalam cintaku. Haha. Sayang sekali banyak juga keburukan yang menyisip. Tapi tak akan melunturkan rasa cintaku. Well, stasiun Bogor telah tercium sesaknya. Aku sudah akan sampai pada tujuanku. Stasiun terakhir perjalananku menuju Bogor. Welcome to Bogor, nona! Senyumanku tak bisa kucerca.
Aku selalu rindu berada dalam kereta. Satu jam saja. Aku serasa terkuras dari kepenatan. Asik rasanya kalau aku bisa keliling dengan kereta dan bercinta dengan huruf sepuas nafsuku. Otakku lama membeku akan huruf. Mungkin huruf-huruf yang biasa kucumbu juga mulai geram akan kecuekan aku. Sudah sampai. Bye! Aku mau menikmati Mingguku. See you kereta api sayang. I love you!
Comments
Post a Comment