Waktu tanggal 2 juni yang lalu, pas lagi ol fb, tiba-tiba ada message yang nongol.
Karena agak penasaran, siapa juga yg ngirim message ke gue jam segini.
Dengan penuh hasrat akhirnya di klik lah tulisan inbox, dan muncul lah nama mba Candra (editor in chief majalah KaWanku) sebagai pengirim.
Masih dengan hasrat yang menggelegak bagai air mendidih *lebay* gue baca lah message itu.
Ternyata isinya adalah info tentang writing competition body shop, dan gue disuruh ikutan sekaligus memforward ke semua anak CCW yang gue kenal.
Awalnya gue jadi antusias, membaca nama 'The Body Shop" dan berniat mengikutinya.
Setelah memforward, terjadilah forum diskusi, dan eng ing eng baru sadar gue, deadlinenya 4 juni. Artinya tinggal 2 hari. ckckck.
Sempet patah semangat, tapi... Inget kata mba Candra 'gue pengen ada anak CCW yang ikut' dan kata mama 'ikutlaaah de, mumpung ada kesempatan', walhasil gue menulislah naskah tersebut dengan serabutan dan liar.
Lagi-lagi gue sempet males, karena lagi enggak punya ide nulis, tapi usaha terus buat tetep nulis.
Dan tepat pada pukul 22.35 WIB naskah satu setengah halaman itupun gue email ke mas kukuh (orang body shop-email yg disuruh).
Enggak nyangka, pas tanggal belasan gue ditelvon sama mas Martinus Kukuh.
Naskah gue lulus seleksi, dan harus mengikuti bootcamp selama 4 hari di puncak (bilangnya puncak, ternyata bogor)
Dan harus membawa dua orang teman yg juga masih SMA.
Gue pun memilih 'THE POWER PUFF GIRLS' aka ditha m ia dan gue (pastinya).
Bootcamp tanggal 25-28 juni 2009.
25 juni 2009---> Hari kamis yang cukup terburu-buru. Dengan rok hitam A-line dan t-shirt orange queen, gue berangkat. Sampe disana, tinggal gue ternyata yg belum dateng (haduuuh malu!) dan setelah gue menaiki bus dengan muka sok cool, bus pun melaju ke Bogor, villa tempat bootcamp. Gue deg-degan banget!
Akhirnya kenal lah sama yang namanya Kak Putri, yang biasa nelfonin gue dan smsan sama gue buat urusan ini. Hihi. Setelah itu, ada juga kak Ridla dan tentunya mas Kukuh yang ngabarin gue kalau naskah gue lulus. Dalam bayangan gue, om Kukuh (gue selalu diskriminasi panggilan buat cowok dengan "OM") itu dengan baju formil dan bertampang lempeng khas bapak-bapak yang kurang ekspresif. Ternyata bertolak belakang banget, orangnya asik dan lucu serta seru. Dengan perut buncit dan kantong mata hitam legam dibawah matanya. (Pengidap insomnia katanya)
Setelah sampai sana dan di briefing, ada waktu sekitar 2 jam untuk istirahat di kamar. tapi the powerpuff girls menggunakannya untuk ngobrol bareng kak putri dan mba rika (Bunda). Hingga muncul pernyataan dari bunda, "Eh coba deh liat, kenapa ya anak-anak jaman sekarang kalau foto gayanya sama semua, piss dua jari gitu." Saat itu, gue mia ditha aga menyangkal, "enggak juga ah." Sampe kepembicaraan tentang cowok kribo yang masih muda tapi bukan peserta, kak Putri cerita, ternyata dia itu anak warta kota muda yg ngeliput kita, dan dia masih mahasiswa semester 4. Sastra Perancis UI (kalo ga salah, berarti bener).
Pas jam 7 abis makan malam, kita duduk melingkar dan saling berkenalan. Pesertanya ada sekitar 39 orang, 12 dari jakarta (termasuk aku) dan sisanya dari bandung. Ssst, dari Jakarta cewek semua lho! Dari bandung ada yg ganteng, putih dan aga bule, tapi cuma lucu diliat doang. Namanya Thebe. hihi. Pas perkenalan dan presentasi, kelompok dari bandung nampaknya mantab-mantab banget. Sedangkan gue enggak punya bekal apapun untuk ini, tapi ternyata lumayan oke kok perkenalanku. Dan akhirnya istilah KTP (Kekerasan terhadap perempuan) yang aku populerkan menjadi super eksis. haha.
Aku sekamar berlima, selain the powerpuff girls yg selanjutnya akan aku sebut 'ppg' juga sekamar dengan Sylva dan Gina, asal Bandung. Mereka ramah, terutama Gina. Beda banget sama anak jakarta pada umumnya, anak Bandung cenderung ramah dan murah senyum. Gina cukup supel dan banyak bicara ketimbang Sylva. Mereka biasa menggunakan 'aku-kamu' sedangkan gue dan ppg lebih ke 'gue-elo'.
26 Juni 2009---> Bangun pagi langsung ngibrit mandi. Maklum tiap pagi gue mesti keramas dan mandi gue lama. untungnya ada air anget, jadi mandi gue lebih cepet. Setelah itu duduk nangkring sambil berdandan. Selesai itu sarapan dan ngeteh, udara puncak yang sejuk dan segar dengan pemandangan Lembur pancawati yang luar biasa bagus serta jauh dari keramaian kota yg bising, waaaw wonderful morning.
Kegiatan setelah sarapan adalah penajaman ide dan presentasi. Presentasinya lebih spesifik, karena di bedakan menjadi tiga kelompok. Yaitu : HIV/ AIDS, Global Warming, dan KTP. Tentu aku masuk ke kelompok KTP sesuai ide cerita yang aku tulis. Pas presentasi, aku sadar sih, aku lebih ganas dengan kata-kata yang aku ucapkan. terlalu berapi-api dan lupa diri.
Pas bagian tujuan...
Mia : Tujuannya adalah Speak up, Unbeatable, dan Think logic.
Mami (mba Ukke) : Unbeatable? Kayaknya gue kenal deh tuh. (sembari nengok ke ka anggi--reporter kaWanku--yang senyum senyum gimana gituuu) <>
Setelah usai mengakhiri presentasi, banyak kritik dan komentar. Yang paling aku inget adalah kata-kata Mami yang bilang jangan juga jadi malah mengint imidasi cowok, yang berujung pada pertanyaan persetujuan dari si cowok kribo yang bernama Saviq itu. Dan dengan sangat sigap Saviq menjawab, "sangat" terintimidasi. haha.
Pas lagi asik ngeteh siang-siang, tiba-tiba kak Ridla ngajakin turun ke lembah ke sawah ke sungai di lembur pancawati. Ditantang begitu ppg langsung mengiyakan. kak anggi juga ikut. Astagaaaaa, turunnya aja capek. tapi di bawah foto-foto dan bermain air. Abis itu naik lagi. Sumpaaaah, enggak lagi deh. Naiknya dengan tangga curam banget. Jauuuh dan banyak anak tangga, capek mampus. Mau pingsan rasanya. Si ditha lagi, sok-sok ngambil short cut yang ternyata membuat jalurnya makin jauh. hahaha.
Sore sore menjelang malam, mba Baby yang seorang seksolog, menjelaskan soal seks. Hingga penggunaan kondom. gue juga membuka bungkus kondom, memnuka gulungannya, bahkan ditiup dan dijadikan balon. Hmm moment ini di abadikan oleh kak Anggi dan saviq, tapi belum ada yg menguploadnya. huuuh! Ternyata bermain kondom seru dan lucu yaaa. ahaha.
Malamnya, setelah pemantapan ide dengan komentar dari Nia Dinata, ppg konseling soal ide ini ke kang om erik, yang sepertinya menyesal mau membantu kita. ahahaha. Yah, paham sih perasaannya jadi si kang om. bayangin, lagi serius ngomongin ide cerita, tiba-tiba dialihkan kepembicaraan lain karena ada yang nyambung gitu dari kalimatnya, terus balik lagi, ngomongin cowok yang bernama ********s lah, yang ngomongin caesar lah. Dan dia pun pamit untuk ngopi katanya, tapi enggak balik-balik. hueeeeh.
27 Juni 2009---> Hari ketiga, hari yang cukup menggelisahkan. Pasalnya, pada hari ini kita akan melakukan tes praktek membuat film dokumenter edited by camera. alias langsung di play tanpa di edit komputer. Hari ini si Kribo enggak ada, uda pulang. haha. (enggak penting) Setelah sedikit ada briefing, maka waktu untuk hunting film pun dimulai. Dan ppg lebih milih ngeteh sama kak Ridla sambil facebookan. Barulah setelah makan siang kita pergi keluar dari arena villa Lembur Pancawati ke jalan. Niatnya ngambil film soal kampanye, tapi berubah haluan ketika ketemu Bu Sri pemilik warung gorengan yang ceritanya lebih menyentuh.
Si ibu yang hidup berkekurangan bercerita, sempat tutup 3 bulan karena enggak ada modal. Sedangkan si bapak sudah enggak kerja. Warungnya cukup strategis, tapi juga enggak terlalu ramai. Dia pun bilang, saat ada tukang rerongsokan yang pengen kopi padahal punya uang cuma 15oo (harga kopi yg dijual 200) ibupun ngasih dan ngebolehin dengan iklas. Gilaa, beliau yang masih susah aja mau berbagi, kenapa kita (gue lebih spesifik) enggak mau?? hebat!
Setelah malam menjelang, film yg tadi di shootingpun di putar langsung ke semuanya. Alhamdulillah, hasilnya film tentang si Ibu yang dalam film sempat meneteskan air mata, mendapat tanggapan positif dan dikategorikan baik. Sebelum aktifitas hari ketiga ini diakhiri, ada sesi foto rame-rame, sekalian sama teh Nia Dinata.
Saatnya balik kekamar dan tidur, kita malah mampir ke bungalow anak bandung. Ngobrol sampe pagi. Sebelumnya, abis dinner ditha diledekin mau kenalan sama Thebe, si Thebe keGRan banget, padahal kita cuma seru-seruan doang. Kita (echa, mia, ditha, rere, nike, karid, gue) ketawa keras mengomentari segala hal konyol dan menjebak ditha lebih jauh. Tiba-tiba dari bilik sebelah bersuara.
Cowok bandung dari balik bilik : EHEM MAU TIDUR. Ehem Kecilin volumenya.
kita : EHEM Enggak ada remotnya. EhEM manual.
(ternyata suara cewek-cewek bombastis meringis bengis sekali.)
Pas mau tidur, dikamar sampe jam setengah dua, ppg dan Gina n Sylva saling tuker cerita antara Bandung dan Jakarta. Tentang sekolah homogen dan gaulista jakarta serta sekolah dan gaulita bandung. Berbeda. Sangat beda. Seruu dan bikin malam terasa palsu.
28 juni 2009---> Last day! Enggak sanggup deh menutup empat hari seru ini begitu saja. Workshop atau bootcamp yang sangat bermanfaat buatku. Ini dunia film, film dokumenter terutama, sangat berbeda dengan duniaku yang seorang penulis amatir. cckckck.
Beraaat rasanya. Seneng-seneng yang berasa liburan bagiku ini enggak ternilai harganya.
Think-Act-Change 2009, paling hebohhh dan rame. Seru dan menyenangkan. Semoga pulang dari sana dan menyelesaikan proposal, naskah proposal ppg bisa lolos lagi ke tahap berikutnya. Amiiin.
Karena agak penasaran, siapa juga yg ngirim message ke gue jam segini.
Dengan penuh hasrat akhirnya di klik lah tulisan inbox, dan muncul lah nama mba Candra (editor in chief majalah KaWanku) sebagai pengirim.
Masih dengan hasrat yang menggelegak bagai air mendidih *lebay* gue baca lah message itu.
Ternyata isinya adalah info tentang writing competition body shop, dan gue disuruh ikutan sekaligus memforward ke semua anak CCW yang gue kenal.
Awalnya gue jadi antusias, membaca nama 'The Body Shop"
Setelah memforward, terjadilah forum diskusi, dan eng ing eng baru sadar gue, deadlinenya 4 juni. Artinya tinggal 2 hari. ckckck.
Sempet patah semangat, tapi... Inget kata mba Candra 'gue pengen ada anak CCW yang ikut' dan kata mama 'ikutlaaah de, mumpung ada kesempatan', walhasil gue menulislah naskah tersebut dengan serabutan dan liar.
Dan tepat pada pukul 22.35 WIB naskah satu setengah halaman itupun gue email ke mas kukuh (orang body shop-email yg disuruh).
Enggak nyangka, pas tanggal belasan gue ditelvon sama mas Martinus Kukuh.
Naskah gue lulus seleksi, dan harus mengikuti bootcamp selama 4 hari di puncak (bilangnya puncak, ternyata bogor)
Dan harus membawa dua orang teman yg juga masih SMA.
Gue pun memilih 'THE POWER PUFF GIRLS' aka
Bootcamp tanggal 25-28 juni 2009.
25 juni 2009---> Hari kamis yang cukup terburu-buru. Dengan rok hitam A-line dan t-shirt orange queen, gue berangkat. Sampe disana, tinggal gue ternyata yg belum dateng (haduuuh malu!) dan setelah gue menaiki bus dengan muka sok cool, bus pun melaju ke Bogor, villa tempat bootcamp. Gue deg-degan banget!
Akhirnya kenal lah sama yang namanya Kak Putri, yang biasa nelfonin gue dan smsan sama gue buat urusan ini. Hihi. Setelah itu, ada juga kak Ridla dan tentunya mas Kukuh yang ngabarin gue kalau naskah gue lulus. Dalam bayangan gue, om Kukuh (gue selalu diskriminasi panggilan buat cowok dengan "OM") itu dengan baju formil dan bertampang lempeng khas bapak-bapak yang kurang ekspresif. Ternyata bertolak belakang banget, orangnya asik dan lucu serta seru. Dengan perut buncit dan kantong mata hitam legam dibawah matanya. (Pengidap insomnia katanya)
Setelah sampai sana dan di briefing, ada waktu sekitar 2 jam untuk istirahat di kamar. tapi the powerpuff girls menggunakannya untuk ngobrol bareng kak putri dan mba rika (Bunda). Hingga muncul pernyataan dari bunda, "Eh coba deh liat, kenapa ya anak-anak jaman sekarang kalau foto gayanya sama semua, piss dua jari gitu." Saat itu, gue mia ditha aga menyangkal, "enggak juga ah." Sampe kepembicaraan tentang cowok kribo yang masih muda tapi bukan peserta, kak Putri cerita, ternyata dia itu anak warta kota muda yg ngeliput kita, dan dia masih mahasiswa semester 4. Sastra Perancis UI (kalo ga salah, berarti bener).
Pas jam 7 abis makan malam, kita duduk melingkar dan saling berkenalan. Pesertanya ada sekitar 39 orang, 12 dari jakarta (termasuk aku) dan sisanya dari bandung. Ssst, dari Jakarta cewek semua lho! Dari bandung ada yg ganteng, putih dan aga bule, tapi cuma lucu diliat doang. Namanya Thebe. hihi. Pas perkenalan dan presentasi, kelompok dari bandung nampaknya mantab-mantab banget. Sedangkan gue enggak punya bekal apapun untuk ini, tapi ternyata lumayan oke kok perkenalanku. Dan akhirnya istilah KTP (Kekerasan terhadap perempuan) yang aku populerkan menjadi super eksis. haha.
Aku sekamar berlima, selain the powerpuff girls yg selanjutnya akan aku sebut 'ppg' juga sekamar dengan Sylva dan Gina, asal Bandung. Mereka ramah, terutama Gina. Beda banget sama anak jakarta pada umumnya, anak Bandung cenderung ramah dan murah senyum. Gina cukup supel dan banyak bicara ketimbang Sylva. Mereka biasa menggunakan 'aku-kamu' sedangkan gue dan ppg lebih ke 'gue-elo'.
26 Juni 2009---> Bangun pagi langsung ngibrit mandi. Maklum tiap pagi gue mesti keramas dan mandi gue lama. untungnya ada air anget, jadi mandi gue lebih cepet. Setelah itu duduk nangkring sambil berdandan. Selesai itu sarapan dan ngeteh, udara puncak yang sejuk dan segar dengan pemandangan Lembur pancawati yang luar biasa bagus serta jauh dari keramaian kota yg bising, waaaw wonderful morning.
Kegiatan setelah sarapan adalah penajaman ide dan presentasi. Presentasinya lebih spesifik, karena di bedakan menjadi tiga kelompok. Yaitu : HIV/ AIDS, Global Warming, dan KTP. Tentu aku masuk ke kelompok KTP sesuai ide cerita yang aku tulis. Pas presentasi, aku sadar sih, aku lebih ganas dengan kata-kata yang aku ucapkan. terlalu berapi-api dan lupa diri.
Pas bagian tujuan...
Mia : Tujuannya adalah Speak up, Unbeatable, dan Think logic.
Mami (mba Ukke) : Unbeatable? Kayaknya gue kenal deh tuh. (sembari nengok ke ka anggi--reporter kaWanku--yang senyum senyum gimana gituuu) <
Setelah usai mengakhiri presentasi, banyak kritik dan komentar. Yang paling aku inget adalah kata-kata Mami yang bilang jangan juga jadi malah mengint
Pas lagi asik ngeteh siang-siang, tiba-tiba kak Ridla ngajakin turun ke lembah ke sawah ke sungai di lembur pancawati. Ditantang begitu ppg langsung mengiyakan. kak anggi juga ikut. Astagaaaaa, turunnya aja capek. tapi di bawah foto-foto dan bermain air. Abis itu naik lagi. Sumpaaaah, enggak lagi deh. Naiknya dengan tangga curam banget. Jauuuh dan banyak anak tangga, capek mampus. Mau pingsan rasanya. Si ditha lagi, sok-sok ngambil short cut yang ternyata membuat jalurnya makin jauh. hahaha.
Malamnya, setelah pemantapan ide dengan
Saatnya balik kekamar dan tidur, kita malah mampir ke bungalow anak bandung. Ngobrol sampe pagi. Sebelumnya, abis dinner ditha diledekin mau kenalan sama Thebe, si Thebe keGRan banget, padahal kita cuma seru-seruan doang. Kita (echa, mia, ditha, rere, nike, karid, gue) ketawa keras mengomentari segala hal konyol dan menjebak ditha lebih jauh. Tiba-tiba dari bilik sebelah bersuara.
Cowok bandung dari balik bilik : EHEM MAU TIDUR. Ehem Kecilin volumenya.
kita : EHEM Enggak ada remotnya. EhEM manual.
(ternyata suara cewek-cewek bombastis meringis bengis sekali.)
Pas mau tidur, dikamar sampe jam setengah dua, ppg dan Gina n Sylva saling tuker cerita antara Bandung dan Jakarta. Tentang sekolah homogen dan gaulista jakarta serta sekolah dan gaulita bandung. Berbeda. Sangat beda. Seruu dan bikin malam terasa palsu.
28 juni 2009---> Last day! Enggak sanggup deh menutup empat hari seru ini begitu saja. Workshop atau bootcamp yang sangat bermanfaat buatku. Ini dunia film, film dokumenter terutama, sangat berbeda dengan duniaku yang seorang penulis amatir. cckckck.
Beraaat rasanya. Seneng-seneng yang berasa liburan bagiku ini enggak ternilai harganya.
Think-Act-Change 2009, paling hebohhh dan rame. Seru dan menyenangkan. Semoga pulang dari sana dan menyelesaikan proposal, naskah proposal ppg bisa lolos lagi ke tahap berikutnya. Amiiin.
Comments
Post a Comment