VINKA lagi-lagi dilema.
Undangan dari Derio, besok malam.
Mesti pake baju apa?
Casual? Feminine? Boyish? Glam? aaaarrrgghhh!
Udah seharian ngubek-ngubek lemari, belum pas. enggak PD.
Yang biru, kurang oke sama kulitnya yang sudah mulai makin coklat.
Yang merah, terlalu terbuka.
Yang hitam, rendanya bikin risih.
Bingung. *ciri khasnya Vinka banget*
Disaat kakinya baru aja menduduki singgasana di ujung kasur, getar-getar gimana menggoda Vinka.
Ada telepon.
"halo..." jawab vinka asal.
"Hai ms.Vinka." suara cowok yang berat serak tapi ceria.
"Hmm, ini siapa?"
"Derio Handoyo, ingat?"
"Enggak..." dag dig dug
"ahh serius lo ga inget?" Derio mulai kecewa
"Inget deng! masa iya gue sepikun itu. hehe. ada apa?"
"enggak, cuma mau friendly reminder, besok jangan samapai enggak dateng ya."
"Hmm.. oke,gue usahain yaa."
"WAJIB DATENG VINKA."
"Iyaaaaa iyaaa iyaaa"
Vinka masih belum bisa tidur, meski matanya sudah berat.
Suaranya derio masih terngiang-ngiang. Segitu pentingkah kehadiranku besok? batinnya.
Undangan dari Derio, besok malam.
Mesti pake baju apa?
Casual? Feminine? Boyish? Glam? aaaarrrgghhh!
Udah seharian ngubek-ngubek lemari, belum pas. enggak PD.
Yang biru, kurang oke sama kulitnya yang sudah mulai makin coklat.
Yang merah, terlalu terbuka.
Yang hitam, rendanya bikin risih.
Bingung. *ciri khasnya Vinka banget*
Disaat kakinya baru aja menduduki singgasana di ujung kasur, getar-getar gimana menggoda Vinka.
Ada telepon.
"halo..." jawab vinka asal.
"Hai ms.Vinka." suara cowok yang berat serak tapi ceria.
"Hmm, ini siapa?"
"Derio Handoyo, ingat?"
"Enggak..." dag dig dug
"ahh serius lo ga inget?" Derio mulai kecewa
"Inget deng! masa iya gue sepikun itu. hehe. ada apa?"
"enggak, cuma mau friendly reminder, besok jangan samapai enggak dateng ya."
"Hmm.. oke,gue usahain yaa."
"WAJIB DATENG VINKA."
"Iyaaaaa iyaaa iyaaa"
Vinka masih belum bisa tidur, meski matanya sudah berat.
Suaranya derio masih terngiang-ngiang. Segitu pentingkah kehadiranku besok? batinnya.
Comments
Post a Comment